![Hasil gambar untuk kopdar akbar ODOP Jogja](https://scontent.cdninstagram.com/vp/1b35d2868be04af3663c3226532ff34f/5B0BB074/t51.2885-15/e35/27891421_404138346699989_8162182671389163520_n.jpg)
sumber gambar: One Day One Post
Pada itungan waktu yang
melerai, pijakan langkah bergumam hingga mengutip ejaan. “Nanti bertemu.”
Ucapmu kemudian. Sementara diriku masih
dalam situasi bimbang menentu pilihan.
Kembaliku tarik kalender
dimeja belajarku, membuka dan mencocokan kembali setiap bilangan angka yang tertera.
“Adakah temu benar adanya?” aku bergumam seolah nyata tak berkemungkinan.
Detik menghitung rasa,
yang kini kian menggema. Mendekat tepat pada hitungan yang dirasa semakin
benar. Maya semakin menyiksa kala cumbu semakin mesra. Kuputuskan memilih dan
ikut.
***
Yogya. 3-4 Maret 2018
Adalah saksi bahwa sapa
adalah benar, bahwa rindu tak pernah salah dan bahwa temu adalah nyata adanya. Sosok-sosok
yang dikenal melalui maya, dengan begitu mesra dan sebegitu perhatian hanya
karena sebuah tulisan. Benar, hanya tulisan. Kini kutatap mereka dengan pasti,
sapa yang biasa bertegur ‘Hai’ dengan
emoticon senyum pun berubah nyata
dengan saling sapa dan tak lupa berjabat.
Haru dan tak percaya
hampir merajai ingatanku, seperti sebelumnya kukatakan ketidakkemungkinan tuk
bersua. Namun rindu menggema, menjelma riak menuntas temu. Seperti kehilangan
yang menunggu kehadiran.
Pantai Indrayanti
Stasiun lempuyangan,
sebagai pengantar bahwa temu terjadi. Tak berpandang tentang senioritas maupun
junioritas, tak berpilih menentu temu. Pantai Indrayanti dan bukit Pantai
Krakal, permulaan bahwa dekat tak berarti sering bertemu. Namun, tulisan
mencipta penulisnya mengikat rindu yang semakin menggebu.
Tempat penginapan
Griya Langenstran, tempat
sua bercumbu itu benar. Kucoba meyakinkan diri, namun sentuhan jemari pada sisi
kulit yang sensitive ini menyadarkan bahwa jumpa adalah benar. Tawa yang biasa
hanya sekedar tulisan Hahaha di layar
ponsel, berubah menjadi bahakan tawa yang menyirai mata. Bibir tersungging
hingga ke ujungnya, menyimpit mata yang semakin terlihat mengecil.
Apakah kutersudut?
Tidak. Tidak sama sekali.
Bahkan mereka seperti keluarga, canggung yang biasanya menjadi andalan sebuah
pertemuan, tetiba ia hilang, raib dimakan rindu.
Yogya, riak menuntas temu
pada asa berwarna kelabu. Semoga semangat tetap menggebu, seperti rindu yang ingin selalu bertemu.
***
Terimakasih untuk segenap
panitia. Pak Suparto dan Mbak Hiday selaku penasihat One Day One Post (ODOP)
dibawah Bang Syaiha sebagai Founder yang menggagas komunitas menulis yang
sekeren tanpa biaya apapun. Kepada Kang Heru yang jauh-jauh dari Jawa Timur
sebagai ketua umum ODOP periode I, dan kepada Mas muda, MS. Wijaya sebagai
ketua umum periode II yang menjabat hingga tahun sekarang.
Kepada Uni Riesa dari
Batch 1 yang hampir gagal ikut kopdar akbar ini, Aa gilang yang suka komedi
dari Batch 2, ada Kak Ciani batch 2 yang banyak orang bilang sikembarnya Renee,
Mba Sakifah batch 2 yang sudah bersedia menampung acara ini, ada Bunda Juni batch
2 sebagai sponsor tempat penginapan (hihihi),
Bunda Tita batch 3 yang sudah menyuguhi aneka kue-kue meski pizza-nya gak
kebagian. :’( ada Mba Nova batch 3 sekaligus Pije kelas non-fiksi yang ketje,
Mba Mabruroh batch 3 salah satu Pije batch 4 yang kalem, ada Iput batch 3 ragil yang suka bikin rame grup, ada Mr.
Baper Kakek Pazli eh Kak Fadhli :D batch 3 yang langganan juara lomba Puisi,
ada Mas Rouf batch 3 yang membuka acara dengan tilawatil qur`an surah
Ar-Rahman, 15 ayat.
Dan yang tak disangka ada
Mas Wakhid atau Mas Suden batch 4 yang ternyata pendiem sekali berbeda dengan
maya yang kadang agak gimana gitu. Wkwkwk.
Ada Mba Widyanua batch 4 yang sudah menyerahkan anak-anaknya dalam pemantaun
Pak Suami demi “Me Time”nya bersama
ODOP. Hihihi. Ada A Alfian, siputih
nyunda yang cadel hihihi, ada Lutfi batch 4 yang biasa dikenal sebagai kaki tangannya Pak Founder sebab muridnya di
Pesantren Rumah Muda Indonesia dan sebagai mimin ODOP hihi, ada Mas Muhammad
batch 4, Adik kandung Mba Sakifah yang sudah bersedia wara-wiri di Yogya, dan ada saya, Renee batch 4 yang nemuin
kembaran. Hahaha.
Ada pula Pakde Walimin
batch 5, sebagai penengah. Mba Leska batch 5 yang lagi pengen bisa puisi agar
bisa gombalin suaminya, katanya. Dan ada Anik batch 5, yang ternyata anak
didiknya Mas Rouf. Tiga perseta bacth 5 ini masih dalam proses kelas yang masih
sisa sekitar tiga pekan lagi.
Dan tak lupa untuk Mba
Tea-tea batch 4 yang sudah berkenan mensponsori souvenir kopdar, meski yang bersangkutan
belum bisa ikut menghadiri. Mug cantik yang menemani kopi pagi hari. Ngopi apa ngopi, diem-diem bae. Hahaha.
Dokumen foto dari Mas Suden
Terimakasih untuk semua
yang sudah hadir, maaf jika ada kesalahan penyebutan nama dan angkatan. Semoga
rindu tetap tercipta, agar sua semakin bermakna.
Kuakhiri kisah gagal move
on ini dari Quote, Pak Suparto:
“Teruslah membaca dan menulis untuk
menginspirasi.”
Sampai bertemu kembali
dikopdar akbar selanjutnya. Insyaa Allah.
#KopdarAkbarODOP1
#OneDayOnePost
Cakepp...sampai jumpa di pertemuan berikutnya,ren
BalasHapusAamiin, Insyaa Allah
Hapusnunggu yang di Jakarta bulan depan ah hikshiks
Mantap...
BalasHapusRagil siapa?
ragil teh anak bontot mas
HapusHua... aku emang kalem kan Ren... kamu aja yg ngerasa beda. Wkwk. Senang ya jumpa kalian2.
BalasHapusAku berbeda apa? haha
HapusIya mas, seneng. Sayangnya gak pda nginep semua, jdi ktemu sekilas aja nih
Mbak widya mana foto nya..
BalasHapusEh tulisan kalian bikin mupeng kopdar
Ada di foto paa batch 4, samping kanan mas suden, dan samping kiri ren.
HapusYuk mba, insyaa Allah bulan dpn d jkt brg mba hiday yg kbetulan baru dri Eropa.
Pertemuan yang sangat bermanfaat ya, Mbak.
BalasHapusAlhamdulillah insyaa Allah mas
Hapus