Menulis adalah meremajakan
otak. Membiasakan diri dalam hal ini dapat membangun kreatifitas dan kinerja
otak menjadi prima. Tersabab otak menjadi produktif. Untuk sebagaian orang,
menulis adalah sebuah pekerjaan, dan sebagian yang lain, menulis adalah hobi. Apapun
alasannya, menulis adalah kinerja yang baik.
Maka wajar, apabila
orang-orang yang mendedikasikan diri dalam sebuah tulisan memiliki tingkat
kreatifitas yag tinggi. Literasi yang tinggi yang tentu diimbangi dengan kegiatan
membaca. Sebab seorang literasi sejati adalah ia yang mencerna teori dengan
membaca lalu mengembangkannya dengan menulis.
Bila menulis adalah membaca,
maka kreatifitas adalah kesungguhan. Adalah kepintaran, adalah wawasan. Dengan membaca
kita mendapat informasi baru, namun dengan menulis adalah mengunjungi tempat
baru. Maka tempat takkan terdeteksi tanpa ada sebuauh informasi. Sebagaimana menulis
tanpa membaca, akan menjadi buta.
Najwa Shihab, terkenal
tersabab sikap kritisnya terhadap situasi dan kondisi. Mengapa demikian? Sebab ia
pandai berliterasi, maka wajar ia ditetapkan menjadi Duta Literasi. Maka demikian
pula dengan seorang penulis, penulis yang pandai membaca adalah warisan
literasi. Penerus dan pejuang literasi.
Hal yang membuat saya sedih adalah
tingkat literasi masyarat Indonesia, menurut Study Central Connecticut State University yang berbasis di Amerika
Serikat, menduduki peringkat kedua paling bawah, 60 dari 61 negara. Oleh sebab
itu, komunitas One Day One Post (ODOP) menggagas kegiatan membaca ini dalam
bentuk Reading Challenge ODOP (RCO). Sebuah kegiatan tantangan membaca. Yang mana
kegiatan ini terbuka secara umum –untuk semua tingkatan ODOP-, di awali dengan standard
paling mudah, membaca minimal halaman yang sudah ditentukan para Penanggung
jawab atau biasa disebut PJ.
Hingga naik tingkatan, naik
pula tantangan. Semakin naik maka akan semakin terasa tantangannya. Baik secara
teori atau pun praktik. Terciptanya RCO ini, tak lain tak bukan demi untuk kelangsungan
lancarnya menulis, membuat tulisan lebih berkualitas, untuk menyerap ilmu-ilmu
baru yang dibaca hingga diplementasikan pada sebuah tulisan. Mendidik para
penulis bersikap kritis, dan berwawasan luas. Sayangnya, saat ini RCO hanya
sebuah kelas lanjutan sekaligus kelas pilihan setelah dinyatakan lulus ngeODOP.
Semoga next season, kelas ini dapat
masuk pada kelas awal, yang kemudian disesuaikan.
Reading challenge
ini benar-benar mengembalikan moody saya, secara garis statistic menjaga minat baca saya, kelak nanti saya dapat berbagi
kepada mereka dan mengatakan bahwa membaca memang membuka jendela dunia. Menjadi
penerus literasi dan dapat memajukan bangsa. Bersama komunitas ini, menggenggam
teguh menjadi penerus bangsa dengan meningkatkan minat baca.
You are what you read!
Yah, membaca akan menentukan diri kita, apa yang kita bicarakan dan apa yang
kita lakukan.
Tetaplah membaca, dan salam
Literasi!
#OneDayOnePost #RC-ODOP
Pantes hidupku terlalu drama, kebanyakan baca novel sih ya
BalasHapusWkwkwk
HapusYg penting dramanya gak lebay mak, kaya yang ono noooh wkwkwk
Setuju banget ini 👍
BalasHapusSmangat ngeRCO hingga next season wkwk 👍👍✊✊
HapusAamiin. RCO wajib ^_^
BalasHapusSalam literasi...
Semangat ✊👊👊✊👍
Hapus