Seuntas tawa yang manyamai sebuah kehadiran, bagai imajinasi-imajinasi khayal yang terfikirkan.
Iyah, bernamakan dirimu sebuah harap. Melalui rindu nan indah, yang terciptakan pada sebuah Do'a penuh angan.
Kini ku menyusuri lorong waktu yang diberikan kesempatan tuk bersua dengan manisnya. Meski rencana demi rencana diujung tombak harapan.
Tak ingin ku tarik diriku ke belakang, untuk menyerah dalam harapanmu. Meski maju tak memberiku jawaban atas waktumu. Tak apa ku memilih terdiam, sebab sebagaimanapun, menikmatimu dalam diam adalah ruang bahagia untukku.
Tak ingin ku sesalkan, meski kini ku terjerat dalam candu harapku padamu. Biarlah ia bersemayam bersamamu, meski diriku tak lagi berarti setelahnya.
Jangan melihat kebelakang untuk mencaci kenangan. Berjalanlah dan lakukan yang terbaik saat ini.
Kamis, 07 Desember 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
One More
“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7faDxttXVM1yoXRI-KQggPD2KYYyeuDf5I1sqBJB33J_HrFtPlW5zYuVaG3Uc2cSiuf47zE-EULYqvESnsl_cWW9Sr4RCmcF_fR8WAK1FQlMT5C21MV8scg1nkBCcsK5tnq5IUChMUona/s320/undangan+one+more.jpg)
-
“Saya sadar, saya masih terlalu hijau untuk menikah. Tapi saya lebih sadar, bahwa tanpa menikah, saat ini saya merasa tak kuat mena...
-
The Amazing Canary Series merupakan kumpulan kisah-kisah imajinatif dari hewan-hewan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebuah buku yang sangat m...
-
sumber gambar: One Day One Post Pada itungan waktu yang melerai, pijakan langkah bergumam hingga mengutip ejaan. “Nanti bertemu.”...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar