Ketika
keinginan tidak dapat diigapai. Ketika sesuatu terhalang untuk mengejar impian.
Disaat diri tak mampu melaksakan kewajiban. Dikala orang lain menganggap diri telah menjadi
pribadi yang lain. Seorang sahabat mendekat, memberi semangat dan berbisik: “Jangan memaksakan diri, be yourself”
***
Saya, saya. Kamu, kamu.
Saya adalah saya, kamu dalah kamu. Saya bukan kamu, kamu pula bukan saya. Kita tidak
sama dengan mereka dan mereka pun tidak sama dengan kita. Tidak perlu menjadi
orang lain, tetaplah menjadi diri sendiri. Karena itulah setiap karekter
pembeda yang unik, yang dimilki masing-masing insan. Jangan paksakan diri untuk
dapat meniru orang lain, sebab kita tak dapat menjadi dirinya sepenuhnya.
Benarkah
demikian??
Selama
ini, be yourself selalu dianggap
sebagai sesuatu hal yang positif. Banyak yang menganggap bahwa menjadi diri
sendiri lebih baik, bahkan sudah seharusnya. Orang akan merasa aneh ketika
melihat kawannya berbeda, seketika menjadi sebuah sorotan. Apa yang salah?? Sepertinya
pemahaman untuk menjadi diri sendiri yang kerap kali diperlihatkan dilayar kaca
dengan berbagai sinetron, cukup berhasil mengubah mindset pemirsanya. Termasuk diriku sebelumnya.
But well,
sejujurnya menjadi diri sendiri bukanlah sebuah hal yang baik –kalo bisa sih, harusnya dihindari-.
Hanya orang yang bodoh atau yang
kurang paham saja yang ingin seperti itu. Mengapa demikian?? Coba bayangkan
saja, apa jadinya jika ada seseorang pemalas, pembohong, gemar menyakiti dan
memfitnah orang lain atau lusinan perbuatan nista lainnya yang tertanam didalam
dirinya harus tetap menjadi dirinya sendiri ??
Perlu
digarisbawahi bahwa setiap orang meiliki sifat negatif dalam dirinya, kecuali Rasulullah s.a.w tentunya. Ketika banyak
orang berdalih menjadi diri sendiri lebih baik, itu sama aja dengan tetap
memelihara sisi gelap dalam dirinya. Be
yourself, hanyalah sebuah alibi
yang dilontarkan mereka tatkala mereka gagal, atau tidak berhasil mengubah
dirinya. Tapi sayangnya, banyak yang menganggap hal itu wajar.
Pernah saya dapatkan sebuah kalimat, “Jangan takut
akan perubahan, kamu mungkin kehilanngan yang baik. Tapi itu, untuk menjadi lebih baik” Iyah, setiap manusia harus berubah kearah yang
lebih baik dalam hal apa pun. Be the
best, be better mungkin kata yang lebih tepat. Kalaupun tidak bisa menjadi
terbaik, setidaknya harus bisa lebih
baik. Jangan mau menjadi diri sendiri, jadilah pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Mentor saya dulu selalu mengatakan: “Jika hari ini sama dengan hari kemarin , maka merugilah. Jika lebih
buruk, maka celakalah. Beruntunglah kalian jika dapat merubah diri lebih baik
dari kemarin dan hari ini”
Jangan
takut mengubah sifat apalagi itu sifat yang buruk, jangan gentar mengubah
penampilan jika penampilan yang baik. Hiraukan saja mereka yang mengejekmu,
bukankah kita tak mampu menciptakan semua orang menjadi lovers, jadi abaikanlah para hacker.
Mereka demikian, hanya Karena melihat yang baru. Bukankah yang baru memang
selalu menjadi sorotan? Seperti aliran musik melayu yang pernah diremehkan,
namun ternyata booming dan menjadi
rujukan. Atau layaknya boy dan girl band yang diawal kemunculannya
diacuhkan namun sekarang justru menjadi trendsetter
musik tanah air. -Itu hanya sebuah analogi-
Perubahan
yang sebenernya terletak pada karakter dan ibadah kita. Jika sebelumnya sholat
subuh kesiangan, duhur kerepotan, ashar dalam perjalanan, magrib kecapean, isya
ketiduran. Jika saat ini kita belum bisa menjalankan sholat lima waktu, maka
besok harus sudah bisa. Jika sudah bisa, esok kita harus bisa sholat lima waktu
berjama`ah di Masjid dan istiqamah.
Begitu
juga dengan karakter yang kita miliki. Menjadi pemalas cukup kemarin dah hari
ini, esok kita harus berusaha untuk disiplin. Sama hal-nya dengan menulis,
kalau biasanya kita menunggu moody
baru gerak, sekarang harus gerak dulu dan biarkan moody mengikuti bukan hanya karna tuntutan one day one post, tapi karna dengan menulis kau akan tetap
terkenang dan selalu meninggalkan kesan tersendiri untuk para pembaca. Intinya,
apa yang sudah baik kita pertahankan dan tingkatkan. Dan yang belum baik kita
benahi dan perbaiki.
Harapannya,
semakin hari kita berubah menjadi semakin baik dalam hal apa pun. Menjadi diri
sendiri bukanlah hal yang patut diusahakan, tapi menjadi lebih baiklah yang
harus diperjuangkan.
sumber gambar: santa.banta/facebook
"Gile lu, Ndro!" Kata Om Kasino.
BalasHapusAlias keren banget.
Saya nyaris tidak menemukan celah untuk dikoreksi. Catatan kecil saja, jika tulisan isinya bernuansa semi religi dan memuat pesan bijak, penggunaan kata Aku lebih baik diganti Saya. Tujuannya untuk menghilangkan kesan menggurui.
Over all, saya suka tulisan ini.
(Heru)
Folback my blog:
dloverheruwidayanto.blogspot.co.id
siap bang heru... makasih koreksiannya
Hapusini lagi moody aja wkwkwk