Hari ini tepat 27 oktober, 100 harian kepergian bapak.
Dalam istilah jawa disebut dengan nyatus.
Nyatus
merupakan sebuah tradisi yang di ambil dari hari keseratusnya orang yang sudah
meninggal. Artinya, nyatus itu
sendiri dilaksanakan pada waktu tepat di hari seratus meninggalnya seseorang.
Tradisi
nyatus sendiri ada di beberapa daerah
yang masih memegang teguh betul peninggalan warisan nenek moyang, karena nyatus
sendiri pelaksanaanya sudah menjadi sebuah tradisi yang harus dilaksanakan.
Sejarah
Tradisi Nyatus:
Sejarah
nyatus sendiri memang mempunyai
banyak versi atau pendapat, ada yang berpendapat peninggalan wali songo ada
juga yang menyebutkan peninggalan asli orang jawa, dan peninggalan penyebar
agama islam, tidak ada yang tau pasti kapan tradisi ini lahir . Tetapi tradisi
ini sudah dilakukan secara turun menurun.
Namun,
dalam hal ini kita memperoleh pelajaran dalam nilai-nilai budaya yang selama
ini melekat dalam masyarakat kita. Jangan lantas kita tidak mengikuti tradisi
tersebut kemudian dengan mudah kita membid`ah-bid`ahkan
orang yang melakukannya karena Rasulullah S.A.W tidak melakukannya. Yang mana
dalam hal ini kita diajak untuk saling toleransi dan mengenal lebih dalam islam
di Negara kita. Sebab, jika kita tahu jerih payah para waliyulllah menyebarkan isam di Indonesia maka tidak mungkin kita
mudah mengecamnya.
Jika kita melihat atau menjumpai tradisi yang
menyeleweng, yang perlu dilakukakn adalah memberitahu ataupun meluruskannya bukan
malah menjahui atau menjudge buruk. Seperti
yang diajarkan kanjeung sunan walisango dahulu.
Jika sesama agama saja saing mengolok-ngolokan atau
menghardik satu sama lain. Lalu bagaimana perilaku kita dengan saudara yang berbeda
agama?
Maka perbaikilah diri kita terlebih dahulu. Baru memperbaiki
diri orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar