Sabtu, 19 Mei 2018

Bila Menulis adalah Membaca



Menulis adalah meremajakan otak. Membiasakan diri dalam hal ini dapat membangun kreatifitas dan kinerja otak menjadi prima. Tersabab otak menjadi produktif. Untuk sebagaian orang, menulis adalah sebuah pekerjaan, dan sebagian yang lain, menulis adalah hobi. Apapun alasannya, menulis adalah kinerja yang baik.

Maka wajar, apabila orang-orang yang mendedikasikan diri dalam sebuah tulisan memiliki tingkat kreatifitas yag tinggi. Literasi yang tinggi yang tentu diimbangi dengan kegiatan membaca. Sebab seorang literasi sejati adalah ia yang mencerna teori dengan membaca lalu mengembangkannya dengan menulis.

Bila menulis adalah membaca, maka kreatifitas adalah kesungguhan. Adalah kepintaran, adalah wawasan. Dengan membaca kita mendapat informasi baru, namun dengan menulis adalah mengunjungi tempat baru. Maka tempat takkan terdeteksi tanpa ada sebuauh informasi. Sebagaimana menulis tanpa membaca, akan menjadi buta.

Najwa Shihab, terkenal tersabab sikap kritisnya terhadap situasi dan kondisi. Mengapa demikian? Sebab ia pandai berliterasi, maka wajar ia ditetapkan menjadi Duta Literasi. Maka demikian pula dengan seorang penulis, penulis yang pandai membaca adalah warisan literasi. Penerus dan pejuang literasi.

Hal yang membuat saya sedih adalah tingkat literasi masyarat Indonesia, menurut Study Central Connecticut State University yang berbasis di Amerika Serikat, menduduki peringkat kedua paling bawah, 60 dari 61 negara. Oleh sebab itu, komunitas One Day One Post (ODOP) menggagas kegiatan membaca ini dalam bentuk Reading Challenge ODOP (RCO). Sebuah kegiatan tantangan membaca. Yang mana kegiatan ini terbuka secara umum –untuk semua tingkatan ODOP-, di awali dengan standard paling mudah, membaca minimal halaman yang sudah ditentukan para Penanggung jawab atau biasa disebut PJ.

Hingga naik tingkatan, naik pula tantangan. Semakin naik maka akan semakin terasa tantangannya. Baik secara teori atau pun praktik. Terciptanya RCO ini, tak lain tak bukan demi untuk kelangsungan lancarnya menulis, membuat tulisan lebih berkualitas, untuk menyerap ilmu-ilmu baru yang dibaca hingga diplementasikan pada sebuah tulisan. Mendidik para penulis bersikap kritis, dan berwawasan luas. Sayangnya, saat ini RCO hanya sebuah kelas lanjutan sekaligus kelas pilihan setelah dinyatakan lulus ngeODOP. Semoga next season, kelas ini dapat masuk pada kelas awal, yang kemudian disesuaikan.

Reading challenge ini benar-benar mengembalikan moody saya, secara garis statistic menjaga minat baca saya, kelak nanti saya dapat berbagi kepada mereka dan mengatakan bahwa membaca memang membuka jendela dunia. Menjadi penerus literasi dan dapat memajukan bangsa. Bersama komunitas ini, menggenggam teguh menjadi penerus bangsa dengan meningkatkan minat baca.

You are what you read! Yah, membaca akan menentukan diri kita, apa yang kita bicarakan dan apa yang kita lakukan.

Tetaplah membaca, dan salam Literasi!



#OneDayOnePost #RC-ODOP

6 komentar:

  1. Pantes hidupku terlalu drama, kebanyakan baca novel sih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk
      Yg penting dramanya gak lebay mak, kaya yang ono noooh wkwkwk

      Hapus
  2. Balasan
    1. Smangat ngeRCO hingga next season wkwk 👍👍✊✊

      Hapus
  3. Aamiin. RCO wajib ^_^
    Salam literasi...

    BalasHapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...