Rabu, 02 Mei 2018

Pembuka Islam di Tanah Persia

Hasil gambar untuk pembuka islam di tanah persia

Saat ini, istilah Persia sering merujuk kepada Iran; Persia digunakan untuk isu sejarah dan kebudayaan, dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa yang kemudian hari mempoklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran.

            Dari buku karya Dr. Abdul Aziz bin Abdullah al-Humaidi, kita akan tahu bagaimana islam berkembang di Persia, hingga kisah para mujahid yang berjuang di jalanNya demi mengakkan Islam. Sedikit gambaran seperti berikut ini;

Isyarat Rasulullah s.a.w. akan wafat dan terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai pengganti.

Rasulullah s.a.w. telah menunaikan amanah risalahnya yang harus di sampaikan kepada umat manusia. Kemudian, Allah memberi pilihan; apakah ingin tetap berada di dunia hingga masa tertentu atau segera berjumpa dengan Allah SWT. Sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhori dari Sais al-Khudri r.a, dia berkata, “Rasulullah s.a.w berkhotbah dihadapan manusia. Beliau berkata, ‘Allah telah memberi pilihan pada seorang HambaNya anata dunia (sementara) ataukah, degera dapat menemuiNya, hamba itu lalu memilih segera berjumpa kepada Allah.”

Mendengar hal itu Abu Bakar menangis, orang-orang pun kaget dengan tangisnya. Abu Bakar menangis karena dia paha dan sadar bahwa hamba yang disebutkan oleh Nabi tersebut adalah Rasulullah saw sendiri. Kemudian Rasulullah saw melanjutkan, ‘Sesungguhnya seorang yang memberi rasa aman bagiku dalam persahaban atau harta adalah Abu Bakar. Seandainya aku diberi kekasih selain Tuhanku, maka akan aku pilih Abu Bakar, tetapi cukuplah dalam persahabatan dan kasih saynag dalam islam. Sungguh, tidak ada pintu masjid yang tertutup, kecuali, pintu Abu Bakar (selalu terbuka).’”(HR. Bukhori)

Pesan itulah yang kemudian mejadi pijakan para sahabat untuk meneguhkan Abu Bakar sebagai pengganti beliau sepeninggalnya. Yang kemudian semua orang berbaiat kepada Beliau setelah sebelumnya dilakukan baiat kepadanya di dalam Tsaqifah Bani Sa`idah.

Setelah Rasulullah saw wafat, Abu Bakar berkeinginan melanjutkan apa yang menjadi cita-cita beliau, meski tak mudah memutuskan pemberangkatan pasukan Usamah menyerbu Romawi karena baru saja ada sedikit perselisihan terkait pengganti Rasulullah di kalangan Anshar. Namun, usulan muncul dari Urwah bin Zubair untuk segera mengirimkan pasukan Usamah –mellihat banyaknya terjadi aksi murtad suku-suku Arab ditambah lagi munculnya kaum munafik. Musailamah al-Kadzab dan Thulaihah al-Asadi adalah contohnya. Pada masa ini, akhirnya kaum murtad pun mampu diperangi. Pertempuran massif yang digagas oleh Abu Bakar r.a menuai prestasi. Islam menjadi agama yang besar dan dianut pleh penduduk semenanjung Arab.

Pengorbanan dan kepahlawanan yang dilakukan para sahabat dalam melawan kaum murtad telah menjadikan kabilah-kabilah Arab tunduk pada pemerintahan islam. Kemudian misi selanjutnya adalah menyebarkan islam ke daerah yang lebih luas dan menghapus pemerintahan yang  masih dinaungi system jahiliyah.

Umat islam sukses mencapai kegemilangan dalam pemerintahan Abu Bakar dalam waktu kurang dari 1 setengah tahun, msaa yang cepat dan sulit diraih umat-umat lainnya. Tentu, itu semua berkat pertolongan Allah. Selain keteguhan Abu Bakar dan komandan-komandannya yang tangkas. Seandainya jihad itu tidak digelorakan olehnya, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada suku-suku dan kabilah-kabilah itu. tentu, mereka akan kembali kepada masa jahiliyah dan salling berperang.

Pentingnya mengenal sejarah.

Dari sini kita akan tahu bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil, sebagaimana ketangguhan pada sahabat dalam memerangi kaum murtad yang akhirnya menjadikan semenanjung Arab tunduk  pada pemerintahan Islam. Jika tanpa Abu Bakar, maka tidak menjadi jaminan bahwa negeri ini pun menjadi negeri yang murtad. Na`udzubillah.


#tugasRCO3
#Tugas1level3

#OneDayOnePost

2 komentar:

  1. Kalau membaca kisah Rasul dan para sahabat pengen nangis. Betapa kita masih jadi umat yang harus menempa diri meraih ketakwaan.

    Trims utk ulasan bukunya. Bermanfaat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, dan kita kadang gampang menjudge diri. astaghfirullah :`(

      aamiin, semoga ya mba

      Hapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...