Jumat, 27 Oktober 2017

Nyatus

Hari ini tepat 27 oktober, 100 harian kepergian bapak. Dalam istilah jawa disebut dengan nyatus. Nyatus merupakan sebuah tradisi yang di ambil dari hari keseratusnya orang yang  sudah meninggal. Artinya, nyatus itu sendiri dilaksanakan pada waktu tepat di hari seratus meninggalnya seseorang.

Tradisi nyatus sendiri ada di beberapa daerah yang masih memegang teguh betul peninggalan warisan nenek moyang, karena nyatus sendiri pelaksanaanya sudah menjadi sebuah tradisi yang harus dilaksanakan.

Sejarah Tradisi Nyatus:
Sejarah nyatus sendiri memang mempunyai banyak versi atau pendapat, ada yang berpendapat peninggalan wali songo ada juga yang menyebutkan peninggalan asli orang jawa, dan peninggalan penyebar agama islam, tidak ada yang tau pasti kapan tradisi ini lahir . Tetapi tradisi ini sudah dilakukan secara turun menurun.

Namun, dalam hal ini kita memperoleh pelajaran dalam nilai-nilai budaya yang selama ini melekat dalam masyarakat kita. Jangan lantas kita tidak mengikuti tradisi tersebut kemudian dengan mudah kita membid`ah-bid`ahkan orang yang melakukannya karena Rasulullah S.A.W tidak melakukannya. Yang mana dalam hal ini kita diajak untuk saling toleransi dan mengenal lebih dalam islam di Negara kita. Sebab, jika kita tahu jerih payah para waliyulllah menyebarkan isam di Indonesia maka tidak mungkin kita mudah mengecamnya.

Jika kita melihat atau menjumpai tradisi yang menyeleweng, yang perlu dilakukakn adalah memberitahu ataupun meluruskannya bukan malah menjahui atau menjudge buruk. Seperti yang diajarkan kanjeung sunan walisango dahulu.

Jika sesama agama saja saing mengolok-ngolokan atau menghardik satu sama lain. Lalu bagaimana perilaku kita dengan saudara yang berbeda agama?

Maka perbaikilah diri kita terlebih dahulu. Baru memperbaiki diri orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...