Mendengar kata Cilacap, yang terbesit pertama kali adalah bahasanya yang ngapak. Dengan slogan “Ojo ngaku wong Cilacap, nek ora iso ngomong ngapak. Ora ngapak ora kepenak.”
***
Cilacap
merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
terbesar yakni 6,9 % dari luas wilayah provinsi Jawa Tengah. Sebelah utara
berbatasan dengan kabupaten Brebes, Samudera Hindia disebelah selatan,
kabupaten Banyumas disebelah timur, dan provinsi Jawa Barat disebelah barat. Ibu
kota kabupaten Cilacap sendiri adalah Cilacap yang terdiri atas Cilacap Tengah,
Cilacap Utara, Cilacap Selatan dan terakhir yang masih dalam proses pemegeran yakni Cilacap Barat.
Cilacap
sepertinya kurang lengkap tanpa menyebut pulau Nusakambangan yang dikenal
dengan pulau penjara. Nusakambangan kini
tak lagi hanya dipergunakan untuk orang hukuman, disana terdapat potensi wisata
yang dapat dikembangkan. Di dinding pantai tenggara Nusakambangan masih dapat
dijumpai bangunan tua yang berfungsi sebagai rambu laut.
Cilacap
terbagi menjadi budaya Jawa dan budaya Sunda. Perbedaan kedua budaya ini menyebabkan
pola masyarakat yang berbeda pula yang
akhirnya menimbulkan keunikan tersendiri yang selanjutnya terjadi pencampuran
budaya dari kedua budaya tersebut. Dari segi perekonomian pun, secara umumnya
terbagi menjadi dua yakni wilayah bagian selatan berkembang pada sector perikanan
laut dan bagian utara-barat berkembang pada sector pertanian. Salah satu khas
dari masyrakat pesisir adalah tradisi budaya “Sedekah laut” yang telah menjadi agenda besar tahunan kabupaten
Cilacap.
Sedekah
laut ini diikuti oleh ribuan nelayan setempat yang dibiayai oleh APBD kabupaten
Cilacap dan menjadi salah satu daya tarik bagi turis domestic maupun
mancanegara. Sedekah laut dilaksanakan pada hari Jum`at Kliwon atau selasa
Kliwon pada bulan Muharram atau Suro, tergantung mana yang jatuh terlebiih
dahulu pada bulan yang bersangkutan. Tahun sekarang ini pun jatuh tepat pada
tanggal 17 Oktober, selasa kemarin. Sebagai ritual budaya, sedekah laut kurang
lebih bermakana sebagai ungkapan rasa syukur nelayan atas karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang melalui kelimpahan pendapatan dan penghasilan ikan di tengah
laut. Dan dapat dilakukan dengan berbagai media, yang mana dalam konteks sedekah laut ini
nelayan Cilacap melarung sesaji ‘membuang
sesaji’ ketengah laut adalam bentuk kepala kerbau dan uborampe lainnya yang diusung
dengan sejumlah keranda. Acara dimulai dengan upacara resmi di Pendopo
kabupaten, kemudian di arakan menuju Teluk Penyu. Tempat dimana sesaji itu
dinaikkan kedalam perahu dan dilarung disekitar Karang Bandung sisi timur Pulau
Nusakambangan.
Saya
sendiri termasuk pada bagian wilayah yang berbahasa sunda, tepatnya dari
kecamatan Cimanggu. Tradisi sunda bisa saya rasakan sendiri yang terasa begitu
kental, bahkan tak sedikit yang mengatakan sebaiknya wilayah ini masuk wilayah
Jawa Barat. Masyarakat disana masih menunjang budaya gotong royong, terlihat
dari kegiatan rutin sebulan sekali seperti kerja bakti, membersihkan jalan,
memperbaiki saluran irigasi, dsb. Tidak berbeda
dengan tradisi pada bagian pesisir Cilacap. Jika bagian pesisir Cilacap, ada
namanya sedekah laut maka pada bagian sector pertanian pun ada namanya sedekah bumi.
Sedekah yang dilakukan untuk menguatkan bumi agar terhindar dari bencana
seperti longsor, banjir dsb. Dengan membawa tiga bungkus makanan, acara dimulai
dengan ngaji dan do`a bersama yang diakhiri dengan memasukkan satu bungkus nasi
kedalam lubang yang telah disiapkan, satu bungkus yang lain untuk ditukarkan
kepada sesama warga lain dan sisanya dimakan bersama di tempat itu. Biasanya sedekah
bumi ini dilakukan di tempat yang rawan bencana pada tanggal tertentu.
Budaya
sesaji yang umum dijumpai di daerah Jawa juga dapat ditemui disini dengan
istilah lain “sesajen.” Sesaji umumnya dilakukan sesuai tujuan
tertentu yang tak lain bermakna sebagai ungkapan syukur atau permohonan dari
tujuannya tadi. Misalnya yang terjadi pada orang hajatan, orang meninggal
dengan harapan hakikatnya disampaikan kepada mereka dan berkahnya diperoleh
bagi yang masih tinggal di dunia. Adapun kuliner khas Cilacap, yang menjadi
berbagai variasi makanan seperti ikan asin, jambal roti, abon tuna, tempe dages,
keripik bayam, keripik sukun,, serabi cilacap dan gak kalah tertinggal yaitu
mendoan.
Namun,
derasnya arus modernisasi mulai menggusur nilai-nilai budaya yang ada dan
sebagai penerus, sudah kewajjian kita
untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang bersifat baik.
#ODOPWONDERFULLINDONESIA
*Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan IV, ODOP batch 4
Wong cilacaptoh
BalasHapusNjeeh mas 🙊
HapusTapi ndak bisa ngapak 😁
Wahh..ternyata pada bae kota ngapak mbak 😂
BalasHapusPernah main ke Cimanggu, jauh..saya Purwokerto
Iya tapi ndak bisa ngapak mba rin, hehe
HapusTahu aja, pas mau ngmg kaku 😁😁
Mba rina k cimanggu nya kmna? cilacapnya dimba mba?