Selasa, 10 Oktober 2017

The Rain #2

Gambar terkait

Setibanya disebuah pemakaman umum.
"Dis ... Aku dateng" Bicaranya depan batu nisan "Aku bawa bunga tulip merah ini buat kamu, semoga kamu suka yah" Sembari menaruh dua tangkai bunga disisi batu nisannya "Dis ... Aku kangen kamu, aku rindu bawelnya kamu, ocehannya kamu, rempongnya kamu dan pastinya nasehat-nasehat kamu" Terdiam "Dista ... Dua bulan kepergianmu, mengubah semua kehidupanku. Aku kembali sendiri, tidak ada lagi yang mau mendengarkan ocehanku" Air matanya semakin tersedu "Tapi Dista ... Kamu tau, Evan kini telah menjadi kekasihku. Dan aku begitu mencintainya seperti yang kamu tau. Dista tenanglah bersama keabadian dirimu, aku menyayangimu tidak hanya sekedar sahabat melainkan sebagai saudaraku" Mengusap air matanya "Dista ... Aku akan sering menengokmu kembali kesini, berbahagialah disana sayang bersama cintaNya".
Lalu ia mulai berlalu.


***



Pukul 07.45 WIB. Tiba di Kantor

Ia segera masuk ruangannya dan mengganti bunga yang berada dimejanya dengan bunga tulip merah yang tersisa satu tangkai tadi. Ia selalu melakukan itu setiap hari Senin, selepas dari makam sahabatnya. Ia selalu menempatkan bunga itu tepat diujung meja kerjanya sebagai tanda bahwa ia selalu bersama Dista, sahabatnya. 


"Pagi Angel" Sapa Mila rekan kerjanya

"Pagi juga Mil" Senyumnya sedikit memudar
"Angel? Are you okay?" Mila menghampiri memegang pundak Angel
Ia hanya mengangguk, sesekali memegang punggung tangan mila dengam sedikit senyum yang dipaksa
"Aku tau Ngel" Mencoba memalingkan muka Angel kearahnya
Seketika tubuhnya reflek memeluk Mila erat
"Aku juga kehilangan, kita semua kehilangan. Bukan cuma kamu. Dia wanita kuat, dia wanita yang tangguh"
Tangisnya semakin tersedu hingga segukan
"Angel ... Kamu ingat? Dia selalu bisa menyembunyikan sakit dan sedihnya depan kita, lantas kenapa kita terus-terusan menangisi kehilangannya. Iya aku tau, kamu memang yang paling dekat dengan Dista ... Coba ingat kembali Ngel, dia tak suka melihatmu bersedih apalagi terus-terusan menangis" Memeluk erat tubuh kecil Angel berusaha tuk menenangkan
"Aku cuma sedang rindu Mil"
"Berdo'alah ... Dengan seperti itu rindu mu akan terobati"
Angel mengangguk, menyudahi tangisnya. Dan perlahan mulai melepaskan dirinya dari pelukan Mila. Mila pun mengusap air matanya dan juga air mata Mila.


Setelahnya, semua berjalan seperti biasa. Angel kembali bekerja meski sesekali Ia memandang pas foto dekat vas bunganya bergambarkan dirinya, Evan, juga sahabatnya, Dista. Ia mengusap setiap sudut pas foto itu, seakan-akan terpenuhi debu. Sesekali bergumam "Aku bahagia punya kalian berdua. Sahabat terbaik, dan seorang pacar terbaik yang aku sayang" Senyumnya kembali



Kemudian Ia melirik jam tangannya menandakan waktunya jam makan siang dan langsung tersadar bahwa waktunya dengan waktu Evan sudah diatur sebelumnya biar sama. Singkatnya, biar tetap sama dalam satu waktu. Ia mulai sibuk mencari handphonenya, dan seakan mengingat-ngingat nomor telefonnya

"rinai hujan basahi aku ....
Temani sepi ...." Suara telfon masuk
"Hi, bee" Jawab Angel dengan cepet "Kok kita samaan sih"
"Samaan apa Bee?" Tanyanya semakin heran
"Aku baru aja nyari-nyari HP buat ngehubungi kamu, eh kamu malah duluan" Dengan manja
"Iya dong Sayang. Aku hafal kok, makanya aku duluin. Hehe"


Mereka tetap melanjutkan telfonnya dengan asyik, tak lagi terlihat sendu pada matanya. 



Bersambung ....




Sumber gambar: Kompasiana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...