Senin, 23 Oktober 2017

Surat Cinta: Perindu Jodoh

Mungkin ini rindu yang kutulis dengan tangisan, yang tersimpan pada tiap tetesan air mata. Entah mengapa, aku begitu takut saat ini. Saat dimana tanganku tak mampu menggenggammu, dan nadiku berambisikan dirimu sedang bayangmu masih abu dalam hidupku.

Kadang ku berfikir, kau orang asing yang kemudian ku kenal atau justru sebaliknya. Orang yang ku kenal, kemudian menjadi asing. Yang entah mengapa, pilihan kedua mengacaukan harapku. arrrrrgggh.

Ketahuilah wahai? Setiap tetes air mata yang keluar pada bola mataku adala do'a perindu yang ku semogakan tentang dirimu. Meski ku tak pernah tahu, entah dirimu atau kematian yang menjemputku terlebih dahulu. Entah dirimu satu nama yang ku sebut, atau nama lain yang tersebut.

Aku hanya perindu jodoh, menunggu jua menanti hadirmu. Tidak hanya berbenah diri, tapi jua menata hati. Tidak hanya harap, tapi jua aksi. Iyah aksi, aksi bersama langit yang menutur jua bersama bumi yang kusimpuh.

Bila saja hadirmu bukan misteri, aku takkan bersusah payah seperti ini. Kan ku tegur kau "Hai, jadi kapan,?" namun karna engkau adalah sesuatu yang disebutkan Sang Pemilik Hati, Allah Azza Wa Zalla "Laki-laki yang baik untuk wanita yang baik .... " itu sebabnya mengapa aku akan tetap menanti jua menunggu bersama kesimpuhan dan kerendahan diri mengharap ridho Illahi, biar tak hanya mempersiapkan diri untukmu jua mempersiapkan diri untuk kematianku.

Iyah, aku hanya perindu jodoh yang bersembunyi pada harap dalam doaku jua pada rindu yang langit menuturku. Semoga kau pun sama tengah menengadah, hingga langit menuturmu kepadaku.

7 komentar:

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...