Sabtu, 07 Oktober 2017

SERIBU CINTA #2 (Be Yourself)

Hasil gambar untuk be the best



Ketika keinginan tidak dapat diigapai. Ketika sesuatu terhalang untuk mengejar impian. Disaat diri tak mampu melaksakan kewajiban. Dikala  orang lain menganggap diri telah menjadi pribadi yang lain. Seorang sahabat mendekat, memberi semangat dan berbisik: “Jangan memaksakan diri, be yourself

***

Saya, saya. Kamu, kamu.
Saya adalah saya, kamu dalah kamu. Saya bukan kamu, kamu pula bukan saya. Kita tidak sama dengan mereka dan mereka pun tidak sama dengan kita. Tidak perlu menjadi orang lain, tetaplah menjadi diri sendiri. Karena itulah setiap karekter pembeda yang unik, yang dimilki masing-masing insan. Jangan paksakan diri untuk dapat meniru orang lain, sebab kita tak dapat menjadi dirinya sepenuhnya.

Benarkah demikian??

Selama ini, be yourself selalu dianggap sebagai sesuatu hal yang positif. Banyak yang menganggap bahwa menjadi diri sendiri lebih baik, bahkan sudah seharusnya. Orang akan merasa aneh ketika melihat kawannya berbeda, seketika menjadi sebuah sorotan. Apa yang salah?? Sepertinya pemahaman untuk menjadi diri sendiri yang kerap kali diperlihatkan dilayar kaca dengan berbagai sinetron, cukup berhasil mengubah mindset pemirsanya. Termasuk diriku sebelumnya.

But well, sejujurnya menjadi diri sendiri bukanlah sebuah hal yang baik –kalo bisa sih, harusnya dihindari-. Hanya orang yang bodoh atau yang kurang paham saja yang ingin seperti itu. Mengapa demikian?? Coba bayangkan saja, apa jadinya jika ada seseorang pemalas, pembohong, gemar menyakiti dan memfitnah orang lain atau lusinan perbuatan nista lainnya yang tertanam didalam dirinya harus tetap menjadi dirinya sendiri ??

Perlu digarisbawahi bahwa setiap orang meiliki sifat negatif dalam dirinya, kecuali Rasulullah s.a.w tentunya. Ketika banyak orang berdalih menjadi diri sendiri lebih baik, itu sama aja dengan tetap memelihara sisi gelap dalam dirinya. Be yourself, hanyalah sebuah alibi yang dilontarkan mereka tatkala mereka gagal, atau tidak berhasil mengubah dirinya. Tapi sayangnya, banyak yang menganggap hal itu wajar.

Pernah saya dapatkan sebuah kalimat, “Jangan takut akan perubahan, kamu mungkin kehilanngan yang baik. Tapi itu, untuk  menjadi lebih baik”  Iyah, setiap manusia harus berubah kearah yang lebih baik dalam hal apa pun. Be the best, be better mungkin kata yang lebih tepat. Kalaupun tidak bisa menjadi terbaik, setidaknya harus  bisa lebih baik. Jangan mau menjadi diri sendiri, jadilah pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Mentor saya dulu selalu mengatakan: “Jika hari ini sama dengan hari kemarin , maka merugilah. Jika lebih buruk, maka celakalah. Beruntunglah kalian jika dapat merubah diri lebih baik dari kemarin dan hari ini”

Jangan takut mengubah sifat apalagi itu sifat yang buruk, jangan gentar mengubah penampilan jika penampilan yang baik. Hiraukan saja mereka yang mengejekmu, bukankah kita tak mampu menciptakan semua orang menjadi lovers, jadi abaikanlah para hacker. Mereka demikian, hanya Karena melihat yang baru. Bukankah yang baru memang selalu menjadi sorotan? Seperti aliran musik melayu yang pernah diremehkan, namun ternyata booming dan menjadi rujukan. Atau layaknya boy dan girl band yang diawal kemunculannya diacuhkan namun sekarang justru menjadi trendsetter musik tanah air. -Itu hanya sebuah analogi-

Perubahan yang sebenernya terletak pada karakter dan ibadah kita. Jika sebelumnya sholat subuh kesiangan, duhur kerepotan, ashar dalam perjalanan, magrib kecapean, isya ketiduran. Jika saat ini kita belum bisa menjalankan sholat lima waktu, maka besok harus sudah bisa. Jika sudah bisa, esok kita harus bisa sholat lima waktu berjama`ah di Masjid dan istiqamah.

Begitu juga dengan karakter yang kita miliki. Menjadi pemalas cukup kemarin dah hari ini, esok kita harus berusaha untuk disiplin. Sama hal-nya dengan menulis, kalau biasanya kita menunggu moody baru gerak, sekarang harus gerak dulu dan biarkan moody mengikuti bukan hanya karna tuntutan one day one post, tapi karna dengan menulis kau akan tetap terkenang dan selalu meninggalkan kesan tersendiri untuk para pembaca. Intinya, apa yang sudah baik kita pertahankan dan tingkatkan. Dan yang belum baik kita benahi dan perbaiki.


Harapannya, semakin hari kita berubah menjadi semakin baik dalam hal apa pun. Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang patut diusahakan, tapi menjadi lebih baiklah yang harus diperjuangkan.



sumber gambar: santa.banta/facebook

2 komentar:

  1. "Gile lu, Ndro!" Kata Om Kasino.
    Alias keren banget.

    Saya nyaris tidak menemukan celah untuk dikoreksi. Catatan kecil saja, jika tulisan isinya bernuansa semi religi dan memuat pesan bijak, penggunaan kata Aku lebih baik diganti Saya. Tujuannya untuk menghilangkan kesan menggurui.

    Over all, saya suka tulisan ini.

    (Heru)
    Folback my blog:
    dloverheruwidayanto.blogspot.co.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap bang heru... makasih koreksiannya
      ini lagi moody aja wkwkwk

      Hapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...