![Hasil gambar untuk ruang penelitian](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTUKxzjrwSE7rO56Ocq0Zh8XUI32G6_0YVRthF7GV-jSNh-Yp3HnpYG7Klv6pHTIjcVqKstkpiMiNDimY7Chspw_DwafUGMDMO1l4N4vBgvoQomENy11bEdAxGMLxkALh65uA7vfJZA9I/s200/str2_wow0606conan_MAIN_cn.PDF-770x470.jpg)
Sumber gambar: khairullahbinmustofa.blogspot.com
Sepirit
harap mengangka langkah, menjemu asa yang sempat marah. Terlebih lelah telah
memilah, pada sisa tenaga yang hampir punah. “Jangankan sisa makanan, sepotong kunyit pun tak akan ku ampuni. Dikira, penelitian ini
gampang?” suara Ainun meninggi, membelah emosi.
Ruang
2 X 3 m, dirasa terlalu sempit untuk sebuah
ruang penelitian. Banyak aktifitas yang memerlukan gerak lebih gesit dari
sekedar duduk memantau tabung-tabung penelitian. “Kita harus segera
menyelesaikannya, aku sudah bosan berada ditempat ini setiap hari. Ruang ini
terlalu sempit, dan sangat tidak nyaman. Terlalu ramai yang mengganggu fokusku
.” Keluh Angel.
“Iya,
Angel. Kau betul sekali.” Ujar Resa.
“Tapi
... bagaimana kita menyelesaikannya?” pinta Ainun.
Resa
membalikkan tubuhnya, membelakangi tabung-tabung penelitiannya. Ia menghadap
Ainun. “Nah, itu dia kendalanya.” Jelasnya yang kemudian terdiam sebentar, “ini
nih begini. Akibat kalau pas masuk praktik, malah kabur. Pas pelajaran banyak
ngobrol.” Lanjutnya.
“Kamu
sih, Res. Gara-garanya. Udah tahu Ibu Nina itu galak, masih aja becanda
dikelas.” Tuduh Ainun.
Sementara
Angel masih fokus pada bahan-bahan penelitiannya, dahinya mengericit memikirkan
caranya agar ia cepat menyelesaikan masa hukumannya, lalu keluar dari tempat
yang sempit itu.
“Eh,
Ainun. Bukannya kamu duluan ya, ngapain coba ngobrolin si Surya. Udah tahu dia
gak suka sama kamu, masih aja ngarepin. Dan cerita pas Ibu Nina ngajar.” Resa
geram atas tuduhan Ainun yang tidak dirasanya.
“Eh, loe
kok nyolot sih, Res. Biasa aja dong.” Jari telunjuk kanannya Ainun menunjuk
Resa, sementara tangan kirinya menyangga dipinggang kiri, sekan menantang.
“Eh,
loe duluan ya.” Jawabnya tak kalah
sinis.
“Stop!
Stop! Stop!” sela Angel melerai. “Kalian bisa gak sih, gak usah pakai berantem.
Buang-buang waktu, tau gak? Kalau kalian berantem, harus berapa lama lagi kita
berada disini. Pikir dong?” ujar Angel yang mulai geram akan tingkah kedua
temannya. “Penelitiannya ini udah susah. Jadi, jangan buat tambah rumit dengan saling menyalah. “
Kedua
temannya terdiam, menunduk mengakui kesalahan.
Ketiganya
kini serius menekuni penelitian. Berharap ide baru datang, selesaikan hukuman.
*selesai.
#Day14
#30DWC
#OneDayOnePost
aiih..nama saya..and kwan"saya pula..:D
BalasHapus#bagus
hahaha, maafkan yaah de tanpa izin
HapusSemangat yaa biar cepet selesai hukumannya π
BalasHapusππ Siap, bu
HapusHukum yang berat!
BalasHapusjangan :'(
HapusDapat Satu kosakata, mengericit
BalasHapusAlhamdulillah π
HapusDuh penelitian, jadi inget jaman kemarin π
BalasHapusJaman kapan ka irul? ππ
HapusMngericit ... heheh baru tahu
BalasHapus"Sepirit harap mengangka langkah, menjemu asa yang sempat marah. Terlebih lelah telah memilah, pada sisa tenaga yang hampir punah."
nih keren nih kalimatnya
Alhamdulillah jadi tahu wkwk
HapusTerimakasih ka lailπ