Langit gelap, sembunyikan sinar mentari. Atau mentari yang enggan menampakkannya? Entah, aku tak ingin mencari tahu.
Surau-surau di tempatku, mulai mematikan lampu pijar sepanjang lorong. Bukan membiarkannya menjadi tambah gelap, hanya saja menghemat daya listrik. Tak sekedar itu, sebenarnya hanya karena suasana.
Dingin peluh memeluk lirih, membekas imaji ciptakan ilustrasi. Pori-pori meronta memanggil hangat, sementara detik waktunya menyita luruh energi.
Masih, dingin sedari senja menyebar seperti virus. Singgahkan energi tuk menyambut hari baru. Namun nyatanya, seperti desir di padang tandus.
Masih, ku sembunyikan wajahku dibalik selimut. Saat tangan lembutmu meraba halus, punggungku. Saat lentik jemarimu, mulai menggelitik ketiakku. "Bangun!" Ujarmu berbisik ditelingaku.
Tapi ku hanya diam, pura-pura tertidur. Ku tahan senyum untuk mencari perhatianmu. Dan kembali, jemarimu mengusili diriku. Mengganggu hibernasiku. "Bangun!" Kamu ucapkan kembali kata-kata yang sama, kali ini bersama kaki yang mulai menopang dikaki ku.
Aku menggerutu, "aku kan bangun, berat badanmu sungguh berat." Namun, ia hanya mendengar lirih, "seperti orang kesurupan." Jawabnya. Aku pun tersenyum, kupaksakan mataku terbuka melihat keusilannya.
#Days6
#30DWC
#OneDayOnePost
Judulnya hujan..kukira ttg hujan
BalasHapushaha, loh itu pun iya mba wid..
Hapusintinya males bangun pagi karena hujan hihi
singkat, padat, and keren (y)
BalasHapusterimakasih mas yan :)
Hapushihihi endingnya lucu,
BalasHapushaha, iya begitu deh, kelakuan punya ponakan nakal. wkwk
HapusJd kangen ponakan yg lama g k rumah huhuhu
BalasHapusGantian ka ayu yang main ;)
Hapus