![Hasil gambar untuk kelas fiksi odop](https://i0.wp.com/anefariz.com/wp-content/uploads/2017/07/Odop.jpg?fit=845%2C444&ssl=1)
Sumber gambar: Ane Fariz`s Blog
Menulis adalah olahraga; olahraga fikiran,
penglihatan, pendengaran, perasa, dan olahraga tangan. Mengapa saya katakan
ini? Sebab buat saya, menulis tidak hanya sekedar hobi tapi jua pemulihan,
tidak hanya menjadi lebih kreatif; namun jua lebih luas pandangan, tidak
sekedar tawar; melainkan meremajakan fikiran. (Ini menurut ane yah, yang masih belajar)
Karena ketika kita
menulis, sesuatu yang tadinya kita tidak paham, memaksa kita untuk
menganalisis (istilah bahasa matematiknya
gitu deh. Haha), mencari tahu, minimal menyesuaikan diksi yang pas. Yang
terdiri atas dua jenis tulisan; Fiksi dan Non-Fiksi.
Tergabung dalam sebuah komunitas menulis bernama One Day One Post (ODOP) Batch 4 ini,
lalu kemudian terbentuk pada grup kecil, terpisah antar Fiksi dan Nonfiksi
setelah kelas lanjutan. Memberi saya sebuah opsi antara keduanya, hingga dengan
pergulatan hati saya putuskan memilih kelas Fiksi.
Fiksi adalah sebuah karya atau cerita yang
pengarangnya tidak mengklaim tanggung jawab suatu kebenaran[1]. Tapi bukan
berarti saya maupun teman-teman kelas fiksi lainnya tidak bertanggung jawab ya (Hahaha).
Tergabung dalam sebuah grup dengan minat dan hobi yang
sama, tentu sangat menyenangkan, tidak hanya saling berbagi namun juga saling
termotivasi juga terinspirasi. Tak terasa sudah empat pekan bersama teman-teman
dikelas fiksi, peminatan setiap masing-masing anggota mulai terlihat.
Suka-duka mengerjakan tantangan saat deadline pun
merupakan sensasi tersendiri buat saya, kepentok
ide buntu-luh, susah sinyal-lah, sampai dirasa semakin beratnya tantangan.
Beberapa kali sempat terfikir untuk berhenti, karena aktifitas diluar pun
sedikit mulai menyita waktu, namun kembali diingatkan, akan sebuah perjuangan
panjang sebelum akhirnya dinyatakan lulus dan memilih kelas lanjutan ini.
Nasihat mentor yang beberapa kali saya terima, saya
coba pahaminya kembali menjadi pelucut motivasi untuk kembali tetap bertahan.
Kegiatan Blog Walking (kata kids zaman now mah kepo --kepoin blog-) yang diadakan dikelas pun membantu saya menemukan diksi-diksi baru, sangat
berpengaruh terhadap statistika postingan (statistika
ini mungkin nanti bisa ane gunain buat bahan skripsi. Hahaha). Tak hanya
sekedar menambah diksi dan kosa kata baru, melainkan membuka fikiran baru
terhadap pandangan orang lain.
Namun disisi lainnya, kelas Fiksi ini, kurang mempunyai
kegiatan yang menunjang aktifitas Fiksi itu sendiri (seperti yang dikatakan Mba Agil dalam postingannya). Selain kuliah
tambahan untuk kelas fiksi itu sendiri, mungkin bisa ditambahkan bedah tulisan
kembali dari setiap tantangan, yang diambil dari ide tantangan yang paling
unik. Bisa jadi bahan gambaran untuk tulisan setelahnya, meskipun kegiatan
bedah tulisan ini sudah dilakukan sebelumnya.
Menilik para senior ODOP sebelumnya, kini mereka mulai
menulis buku analogy maupun menulis solo. Semoga kelas Fiksi sekarang pun
diberi kesempatan untuk membuatnya. Entah saya yang kurang update atau gimana (hihihi), mungkin dari kelas Fiksi atau
ODOP sendiri membuka ODOP Publishing, sebagai bahan menjembatani para membernya. Saya percaya, tidak ada satu orang pun
dikelas fiksi yang tak menginginkan tulisannya tersampul buku, yang berbaris di
rak-rak buku toko-toko besar.
Semoga apa yang sudah diperjuangkan para anggota
maupun para mentor menjadi buah hasil yang manis, tentu menjadi amal ibadah. Meski
pada hakikatnya, ilmu menulis tidak
pernah bisa diajarkan. Seperti kata Uncle Ik.
Bukankah proses tidak pernah mengkhianati hasil? :)
Terimakasih ODOP dan Kelas Fiksi.
Semangat Fiksi dan Salaam Fiksi.
Panggil taksi, Jangan lupa nyetop
Kelas fiksi, semoga makin TOP :)
Kirim tulisan lalu di post
Diterima, sama Pak Wijaya
One day one post
Semoga semakin jaya :)
***
[1]. Wikipedia
#OneDayOnePost
#TantanganFiksi9
#KesanSaranKritikKelasFiksi
siap mbak..
BalasHapusterimakasih masukannya
Samasama mba wid.
HapusTrimakasih juga udah sabar ngadepin kita" ini. Hhihi
Pantunnya maksa bangetz. Hihi
BalasHapusHahaha, gak sengaja nyelip ide buat mantun
Hapus