![Gambar terkait](https://i.ytimg.com/vi/AWg35Yv5HWE/hqdefault.jpg)
Jingga memerah menutup gelap. Dari senja yang kini
berlalu. Resau angin menyilau mata, menyambut hangat tubuhku yang dingin disapa
hujan yang tiba.
Pintu surau mulai tertutup, dikala sepasang mata memilih
terbuka menyaksikan cinta. Orang-orang berlari melunglai dengan pelan bersaksi.
Biru pekat, bersinar ditengah sana, menampakan keindahan warnanya dalam sembilu
luka.
Berubah memudar membiaskan warna. Merah mendarah berbagi,
seperti sebuah warisan lengkap dengan asistennya. Terbias bebas merangkul indah.
Sampingnya, kecil bersinar terpancar menutup malam.
Sepi dalam keramaian menjamah hati, menyimpul teori
dari praktisi berdiam diri. Rona pipi memerah pucat, adilkan rindu. Sementara disana,
masih saja terang dan besar tinggalkan harapan. Dingin kembali merangkul hangat
tubuhku yang kelu.
Ditengah ujung sana, langit menderang tertutup awan
berkabut. Kupandangi dalam alam sadar, mencoba menerka sebuah dugaan. Purnama bersinar
oleh kepekatan warna biru yang memudar. Menyembul mata mengarahkan pandangan.
Takbir menyapa tuntaskan cerita. Menguat jiwa dari
lemahya asa. Gerhana membisu dalam kesunyian jiwa yang ramai menanti datangnya
kisah.
*selesai
#Day21 #30WC
#OneDayOnePost
#Paradoks.
Dan aku masih berusaha mencerna makna dari setiap kata.
BalasHapusaik menanti pulak hahaha
Hapustemukan jawabannya disni. wkwkwk
Suka Diksinya
BalasHapusKeren
Terimakasih mba wid. Sudah termasuk paradoks kah?
HapusBagus mb rene saya suka
BalasHapusterimaksih mba siti.
Hapusterimaksih juga sudah mampir di gubug story of rene. hihi
Keren dibaca, susah memaknainya
BalasHapusTerimakasih mas agus.
HapusSusah yaa? aku aja heran knapa jadi spt itu. Haha
nice artikel gan, lanjutkan . kunjungan dari : www.softkini.blogspot.co.id
BalasHapusThanks. 👍
Hapus