![Hasil gambar untuk kasih tak sampai](https://a.wattpad.com/cover/71715617-352-k18661.jpg)
Sumber gambar: wattpad
“Ku mohon, Pak.” Pinta Talia dengan memohon.
“Nak, kau masih ingat, bukan?” ayahnya kembali
mengingatkan, “dahulu …” matanya terpejam sebentar, dalam bayangnya teringat
kenangan masa kecil, “nenekmu meninggal karena sikap radikalisme dari penjajah.
Semburat bau anyir dari tubuhnya akibat darah
dari serangan musuh itu, tepat diwajah bapak.” Ia menghentikan ceritanya, lalu
kemudian menelankan air liur ditenggorokannya. “Dan nenekmu meninggal ditempat,
sementara bapak kehilangan jejak kakekmu. Lalu bagaimana mungkin bapak kan
restui hubungan kalian berdua. Sementara kamu tahu, bahwa bapakmu ini anti-Belanda,
Nak. Kamu bahkan ingat itu, bukan?” lanjutnya.
“Tapi, Pak …” Talia masih berusaha untuk memohon
restunya. “Tidak semua orang Belanda, demikan bukan?”
Bapaknya pun hanya terdiam.
Sang ibu memandangnya, mencoba memulai pembicaraan. “Pak
… apakah bapak ingat? Dahulu
kakek pernah mengatakan, bahwa ajarkan kepada anak perihal kejujuran. Jangan pernah
memaksakan perihal hati, karena hati apabila dipaksa, ia justru membiru membabi
buta. Apakah sekarang bapak mau membiarkan, putri kesayangan bapak ini,
menangis tersedu karena restu yang tidak didapat dari bapak?” jelasnya.
Ia menoleh, matanya menandakan pertimbangan. “Tapi, Bu
….”
Ibunya mengangguk, “kita pun pernah muda, Pak.”
“Baiklah, Bu. Kalau memang ibu menjamin.”
Seulas senyum dibibir Talia mengambang, menandakan bahwa
kini restunya sudah didapat. “Terimakasih, Pak. Terimakasih, Bu. Talia sayang
bapak sama ibu.” Diraihnya kedua tangannya, diciumnya tepat pada punggung
tangan keduanya.
***
‘Tuk,
tik, tak, tik, tuk.’
Suara sepatu kuda pun terdengar dari arah luar, keluarga Talia pun segera
menemuinya. Dilihatnya Pak kusir bersama lelaki
bernama Egidius, asal Belanda. Dengan pakaian yang sangat rapih. Perpaduan Belanda
dan adat sunda membaur haru, meramaikan ruang tamu yang serba biru.
Ramainya suasana memberi kesan yang tak bisa dilupa,
Egidius, lelaki campuran Sunda-Belanda itu nampak terlihat gagah dengan baju
kerahnya. Ia mengenakan baju kemeja putih, juga jas hitam seperti halnya seorang
mempelai pengantin pria. Kulitnya yang bersih juga putih, membedakannya dari
yang lain.
Disisi lain juga, Talia dengan pakaian sundanya
terlihat lebih anggun serta ayu. Parasnya yang memang cantik, seakan-akan
memang berjodoh apabila disandingkan dengan Egidius. Secara kulitnya pun putih
berseri.
Acara lamaran itu pun segera dimulai, suasana berbeda
nampak terlihat sekali. Perpaduan dua Negara, serta dua adat. Suasana mendung
seakan memberi kesan khidmat keduanya.
“Talia ….” Panggil sang ibu.
“Iya, Bu. “ Jawabnya.
“Talia …” teriak ibunya. “Bangun! Siang-siang ngigo.” Jelasnya.
Ia pun segera bangun dengan teruyung-uyung,serta
kaget. “Aduh, Ibu … Kenapa bangunin teteh sih? Tuh kan gagal nikah lagi.” Jelasnya.
“Ya Allah … Siang-siang mimpinya nikah. Bangun,
bangun. Sana mandi! Itu lihat iler ntos
dipipi. Dasar jorok, maneh teh jadi awewe.” Ujar ibunya dengan nada sedikit
meninggi.
“Oh my prince,
kapan kita bertemu?” sergah Talia, yang justru mengambil poster gambar Egidius
dilemarinya. Ia pun mengarsir gambar lainnya yang
berdamingan dengan gambar Egidius. Harapnya, agar ia dapat fokus memandang
Egidius seorang diri.
*selesai.
#Day13
#30DWC
#OneDayOneOdop
Mabtap idenya Re
BalasHapusTerimakasih pak bari :)
HapusSiapa itu egidius...
BalasHapusceritanya si Egidius itu orang terkenal,
Hapuslagi demam egidius critanya,
anggaplah dia pemain drakor hahaha
Oalaaah... ngimpi siang bolong
BalasHapusHaha mkanya, trobsesi tuh si talia wkwk
HapusYeileh..mimpi doang
BalasHapusIya mkanya mba wid, hahaha
HapusTrlalu berharap jdi kbawa mimpi, alhasil jdi bgtu deh haha
Twistnya dapet sekali, luar biasa
BalasHapusterimakasih mas agus :)
HapusKode banget siiih mak ceritanya. Aku suka...aku suka....
BalasHapusalamaak kode-kode terus pulak :D
Hapus