Senin, 18 Desember 2017

Alea : Sebuah Pertemuan (Part 1)

"Apakah dia benar-benar mengajakku tuk bertemu?" tanya gadis bermata sipit dalam cerminnya.
Nampaknya gadis itu masih tak percaya dengan sebuah pesan diponselnya.
"Hi, Alea. Bagaimana tawaranku? Bisakah kita bertemu?" pesannya kembali masuk diponselnya.
Kini ia pun menyunggingkan garis dibibirnya, "Mmm ... Boleh." Jawabnya singkat, dengan sedikit ragu.
"Baiklah, kabari aku jika kamu kesini. Nanti aku jemput di stasiun terakhir yah." Balasnya cepat.
Sementara Alea, hanya membalasnya dengan emoticon senyum.

***

Alea, gadis manis bermata sipit yang selalu membiarkan rambutnya terurai. Saat kesendirian mempertemukannya dengan lelaki asing, bernama Peuche Chan. "Ah nama yang sulit untuk dilafalkan." Gerutunya saat pertama berkenalan. Iya, seorang lelaki yang ia sendiri tak pernah tahu seperti apa wujudnya. "Hahaha, jahat sekali aku." Tawanya dalam hati, saat melihat fotonya yang tersimpan diponsel.

Namun, entah mengapa. Lelaki itu, selalu menjadi bahan obrolan yang sangat asyik. Lelaki yang ia kenali hanya melalui fitur media sosial. Ia merasa ada yang lain dengan lelaki itu, seakan-akan memang sudah pernah bertemu dan mengenalinya persis. Iya, hanya karena komunikasi yang intens setiap harinya. Meskipun sesekali dalam kesibukannya.

Kak Pingsan, sebutnya. "Ah untuk sebutan orang yang baru dikenal, rasanya ini tidak sopan." Gerutunya.

Namun meskipun begitu, ia tetap saja memanggil dengan sebutan yang sama setiap harinya, kadang dengan nama Peci, bahkan Pisang. "Ah, selama ini dia tak pernah memarahiku meskipun dengan panggilan aneh."

Beberapa waktu terakhir hubungan keduanya nampak begitu dekat, saling melempar tawa, juga canda. Meskipun hanya dilakukan via media sosial saja. Wajah yang tak saling mengenali, hanya percaya pada sebuah foto. Namun, entah bagaimana keduanya pun berubah menjadi sangat akrab.

Alea merasa sangat nyaman, dirasanya pula dengan lelaki itu. Seiring berjalannya waktu, ada rasa temu yang menggebu, ada setitik rindu yang mulai menyayat hati. Sebuah rasa yang tidak seharusnya ada, apalagi untuk urusan keduanya yang tak saling tahu seutuhnya.

"Hi, sipit. Jadi kan kita ketemu?" goda Peuche Chan mengingatkan.
Ia hanya tersenyum, betapa dirasa lelaki itu sangat unik. Meski tak pernah tahu, keunikan sebenernya dimana. "Cie, yang mau ketemu." Jawab Alea kembali menggoda.
"Akhirnya aku bakal ketemu sama mata sipitnya kamu." Kembali ia mengusilinya.
Dan lagi, Alea hanya menyunggingkan bibirnya.

***

Pagi yang berselimut awan, nampaknya mentari pun sedang bermain dengan manjanya. Menyembunyikan sinarnya, lalu kembali terang dan bersembunyi kembali.

Hari pertemuan itu pun tiba. Siang itu, Alea mulai bergegas bersiap-siap ke stasiun. Bersamanya disambut hujan, ia menengadah berharap hujan tak turun lebih deras. "Cukup gerimis romantis saja untuk sebuah pertemuan," ujarnya dalam hati yang mulai bergemuruh tak karuan, lalu ia pun tersenyum menyadarinya.

"Jadi hari ini pergi?" pesan Peuche lebih awal.
"Jadi. Kak Pisang dimana?" balasnya.
"Aku sudah di stasiun akhir."
"Baiklah Kak Pisang."

Tigapuluh menit berlalu, tibalah gadis itu di stasiun akhir.
"Kak Pingsan dimana?" tanyanya melalui pesan.
"Aku masih di stasiun."
Keduanya pun saling mencari, matanya membelalak ke kanan dan ke kiri. Alea dengan modal foto yang tersimpan diponselnya, sementara lelaki itu hanya bermodalkan pesan chat diponselnya.

Namun, ketidaksengajaan meliriknya. Mempertemukan mereka pada pandangan pertama. Perasaan Alea pun membuncah mengenalinya. Ia mengahampiri dengan pelan, menyapanya terlebih dahulu.

"Kak Peuchan?" sapanya, yang kali ini dengan sebutan yang benar.
Lelaki itu pun menengok ke arah suara, membuka kacamatanya. "Alea yah?" jawabnya.
Ia hanya mengangguk. Tetiba bibirnya terkatup, perasaannya membuncah, nyalinya tak terkendali. Pertemuan yang direncanakan setiap hari itu pun, telah tiba. Sadarnya. 


#Tantangan3FiksiODOP
#Swasunting

6 komentar:

  1. Cieee...ketemu d stasiun cie...uhuks

    kk pisang wkkwkwkw

    BalasHapus
  2. Pertemuan yang kuinginkan, kini jadi kenyataan dududu 💜🎙🎙🎙

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertemuan yg kudamba kan, kini bukan khayalan hahaha

      Hapus
  3. Waduh dalem tempat ketemunya di stasiun ya 😂

    BalasHapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...