Kamis, 07 Desember 2017

Dalam Harap

Seuntas tawa yang manyamai sebuah kehadiran, bagai imajinasi-imajinasi khayal yang terfikirkan.

Iyah, bernamakan dirimu sebuah harap. Melalui rindu nan indah, yang terciptakan pada sebuah Do'a penuh angan.

Kini ku menyusuri lorong waktu yang diberikan kesempatan tuk bersua dengan manisnya. Meski rencana demi rencana diujung tombak harapan.

Tak ingin ku tarik diriku ke belakang, untuk menyerah dalam harapanmu. Meski maju tak memberiku jawaban atas waktumu. Tak apa ku memilih terdiam, sebab sebagaimanapun, menikmatimu dalam diam adalah ruang bahagia untukku.

Tak ingin ku sesalkan, meski kini ku terjerat dalam candu harapku padamu. Biarlah ia bersemayam bersamamu, meski diriku tak lagi berarti setelahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...