Sabtu, 30 Desember 2017

Me and Reading Challenge ODOP

Hasil gambar untuk buku jendela dunia


Membaca adalah membuka jendela dunia.


Saya rasa ungkapan itu memang benar adanya. Mengapa demikian? Karena membaca, tidak hanya memberikan kepada kita wawasan baru. Namun jua, pandangan yang baru. Fikiran kita menjadi terbuka  lebar. Mindset kita lebih terarah.

Saya sendiri memang suka membaca, diluar baca chatingan (hahaha) seperti Koran, misalnya. Saya  membiasakan diri saya untuk membaca, namun sensasi berbeda datang ketika saya mengikuti Reading Challenge ODOP (RCO).

Emm, apa itu yah??
RCO atau Reading Chalange ODOP adalah sebuah kegiatan membaca yang merupakan bagian daripada kegiatan One Day One Post (ODOP). Sesuai dengan namanya, yaitu: tantangan membaca.

Awalnya, saya ragu untuk mengikuti kegiatan ini. Mengingat waktu saya, yang mungkin bisa dibilang padat (Ceillah, so busy :D). Padahal bukan masalah sih. Meski saya membaca setiap hari, namun mengikuti kegiatan ini seperti benar-benar mengejar sekali waktu saya. Saya merasa kekurangan waktu dari 24 jam kesempatan yang sama yang diberikan Tuhan kepada hambaNya.

Dengan batas minimum halaman yang di tentukan para PJ membuat saya, lebih memaksakan diri kembali untuk lanjut membaca. Iya tentu, mengejar batas  minimum. Terkesan memaksa?? Memang. Namun, ketahuilah bahwa tidak melulu sebuah paksaan itu, kan berakhir dengan sadis (hahaha). Saya rasa tidak ada hasil akhir yang buruk dalam sebuah paksaan menuju kebaikan.

Yang perlu di lakukan adalah dengan terus menjaga, jika tak mampu mengubah banyak. Maka, menjaga yang sudah dijalani lebih baik daripada hanya berdiam diri menghabiskan waktu untuk ghibah yang memang unfaedah sekali.

Bukankah, ada empat cara yang diajarkan untuk menjaga keistiqamahan??
Nggak tau kan? Makanya baca! (hahaha :D)
1. Memaksakan diri.
Memulai sesuatu yang baru itu memang berat, ada aja alasan untuk menolak. Lepas itu, baru nyadar kalau hidupnya hanya berada di garis yang monoton. Oleh karena itu, kita perlu memaksakan diri. Setidaknya, dengan begitu ada keterbatasan yang tertembus batasannya dengan pengetahuan sehingga memberikan kepada kita asa untuk mencari tahu, mempelajari lalu menerapkannya. Well, ini berlaku untuk semua hal tanpa terkecuali.

2.  Menjadi kebiasaan.
Yupps, menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang seperti ini, bukankah mendatangkan manfaat?? Betul apa betul? (ala-ala Aa Gym). Mungkin awalnya,memang terkesan terpaksa, namun seiring berjalannya waktu tanpa kita sadari justru menumbuhkan sebuah kebiasaan yang baik. Kita menjadi terbiasa untuk membaca. Jadi bakalan gak jadi beban deh.

3. Menjadi kebutuhan.
Setelah proses yang mungkin memberatkan,  fase ketiga kita berada di fase subuah kebutuhan. Loh kok kebutuhan?? Iya, karena ketika kita sudah menjadikan diri kita terbiasa dengan membaca, maka kebutuhan tidak pernah terlepas dari kebiasaan. Sebab kebiasaan ini, menarik diri kita untuk haus akan membaca. Kiasnya, ketika kita belum membaca serasa ada hutang yang harur segera dibayar.

4. Sebuah kenikmatan.
Nah, proses terakhir adalah kenikmatan. Mengapa saya mengatakan kenikmatan? Karena di  proses inilah, kita akan tahu seberapa berpengaruhkah tulisan-tulisan yang kita jumpa pada diri kita. Dan saya  pastikan, Anda akan merasakan bedanya setelah di fase terakhir ini.

Et, tapi itu menurut saya. Dan itu berlaku untuk semua jenis kebaikan. Termasuk di dalamnya membaca Qur`an, mengkaji, dan menghafalnya.

Buku pertama yang saya baca di RCO ini, adalah buku karangan Muhammad Taufik Ali Yahya. Dan saya dapatkan buku ini langsung dari penulisnya. (Gretongan. Hahaha). Dengan judul: Dzikir Qur`ani.

Sekilas buku ini seperti Alqur`an terjemahan, namun ternyata bukan. Sesuai judulnya, isi daripada bukunya adalah sebuah ajaran-ajaran Dzikir dari ayat-ayat qur`an. Mungkin bisa dikatakan Al-matsurat versi lengkapnya. Disini saya mendapatkan ilmu baru, dimana penulis menuliskan sebuah sub judul; Sholat dan Do`a untuk kedua orangtua. Dengan segala pengetahuan saya yang minim, saya baru tahu bahwa ada sholat khusus untuk mendo`akan orangtua.

Adakah di antara pembaca mengalami hal yang sama??
Saya harap tidak. J

So, dengan membuat rutinitas sendiri untuk membaca. Saya menemukan me time saya bersama buku-buku yang akhirnya menumbuhkan benih-benih pertanyaan. Semakin sadar, bahwa saya tidak punya apa-apa untuk dibagikan. Hanya sekedar tulisan ajakan kepada teman-teman pembaca untuk lebih rajin lagi membaca. Ini pun menjadi self reminder, untuk diri saya pribadi.

So, jangan tanyakan lagi, apa manfaatnya membaca?? Karena saya, masih tetap memberikan jawaban yang sama, yaitu: Iqro! Iqro! Bacalah! Bacalah!

Apakah ini, sebuah pernyataan yang berlebihan??
What ever you say guys, cause hanya orang-orang yang berada diposisi yang sama, yang tahu pasti jawabannya.

Terimakasih RCO.


#OneDayOnePost
#ReadingChallengeODOP

2 komentar:

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...