Kamis, 04 Januari 2018

Heartbeat

Hasil gambar untuk perang dan krisis kemanuasiaan

Di tengah kehancuran dan api, luka terasa dalam. Ingin kami mengatakannya dengan keras, tapi suara kami lemah. Runtuh, bangunan tinggi tempat kami berlindung runtuh menimpa tubuh kami. Kami mungkin masih anak-anak, tapi suara tangisan kami berasal dari hati.

Semburat anyir bau darah adalah aroma wewangian yang dihirup kami dari hasil peluru yang di tembakan para zionis. Kami ingin menghapuskan ketakutan dan menjadikan perubahan, kami ingin mengatakannya dengan keras, semuanya mungkin dilakukan.

Percikan api menghujam langit malam membuatnya terang, orang-orang  berlari mencari perlindungan. Tak sempat memikirkan untuk mencari kerabat, hanya berusaha melindungi diri dari kobaran yang menghancurkan. Suara-suaranya menggetarkan bumi yang kami pijak, dari sebuah kendaraan tempur berlapis baja berbentuk rantai yang lemparkan meriam.

Tak tahu, apakah mereka hidup atau mati. Hanya ada suara jerih dari kepulan asap. Tangis kami berdarah, pedang-pedang mulai menghunus satu per satu kerabat kami. Tak peduli, kami terlalu kecil atau sudah tua renta.

Kembalikan masa kecil kami, masjid-masjid kami, sekolah dan rumah kami. Kami akan mengatakannya lebih keras melawan ketakutan. Kami tak akan menyerah, bersama-sama kami berharap dapat tumbuh menjadi lebih kuat. Hingga seseorang dapat mendengar, mimpi yang kami bangun bersama akan menjadi kenyataan bersama takbir Allah. ALLAHU AKBAR!.


#OneDayOnePost
#TantanganFiksiODOP8
#ProsaLiris

4 komentar:

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...