Rabu, 31 Januari 2018

Gerhana Kepekatan

Gambar terkait

Jingga memerah menutup gelap. Dari senja yang kini berlalu. Resau angin menyilau mata, menyambut hangat tubuhku yang dingin disapa hujan yang tiba.

Pintu surau mulai tertutup, dikala sepasang mata memilih terbuka menyaksikan cinta. Orang-orang berlari melunglai dengan pelan bersaksi. Biru pekat, bersinar ditengah sana, menampakan keindahan warnanya dalam sembilu luka.

Berubah memudar membiaskan warna. Merah mendarah berbagi, seperti sebuah warisan lengkap dengan asistennya. Terbias bebas merangkul indah. Sampingnya, kecil bersinar terpancar menutup malam.

Sepi dalam keramaian menjamah hati, menyimpul teori dari praktisi berdiam diri. Rona pipi memerah pucat, adilkan rindu. Sementara disana, masih saja terang dan besar tinggalkan harapan. Dingin kembali merangkul hangat tubuhku yang kelu.

Ditengah ujung sana, langit menderang tertutup awan berkabut. Kupandangi dalam alam sadar, mencoba menerka sebuah dugaan. Purnama bersinar oleh kepekatan warna biru yang memudar. Menyembul mata mengarahkan pandangan.


Takbir menyapa tuntaskan cerita. Menguat jiwa dari lemahya asa. Gerhana membisu dalam kesunyian jiwa yang ramai menanti datangnya kisah.

*selesai

#Day21 #30WC
#OneDayOnePost
#Paradoks.

10 komentar:

  1. Dan aku masih berusaha mencerna makna dari setiap kata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aik menanti pulak hahaha
      temukan jawabannya disni. wkwkwk

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih mba wid. Sudah termasuk paradoks kah?

      Hapus
  3. Balasan
    1. terimaksih mba siti.
      terimaksih juga sudah mampir di gubug story of rene. hihi

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terimakasih mas agus.
      Susah yaa? aku aja heran knapa jadi spt itu. Haha

      Hapus
  5. nice artikel gan, lanjutkan . kunjungan dari : www.softkini.blogspot.co.id

    BalasHapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...