Rabu, 01 November 2017

Berjalan menuju Kematian

Sadar tidak sadar kita semua sedang bergerak. Bergerak menuju kematian yang pasti. Setiap detik yang kita lalui memastikan kepada kita akan kematian yang semakin mendekat.


Foto Siska Wati.Tahun lalu, kita dihebohkan dengan kabar seorang penyanyi muda bertalenta yang meninggal secara tiba-tiba, iya dia adalah Mike Mohade. Tak terlihat sakit. Usut punya usut, ternyata dia terkena angin duduk. Yang dalam istilah dokter adalah gejala jantung koroner. Kemudian, ini juga terjadi pada ayah saya sendiri, dimana saat itu dokter memastikan untuk dipindah ruangkan karena kondisinya yang sudah jauh membaik dari beberapa hari sebelumnya. Tapi kemudian, Allah memanggilnya tepat diwaktu ashar.



Apakah kita tahu? bahwa ajal tidak pernah menunggu untuk nanti. Masa muda memang masa mencari jati diri, namun jangan salah kaprah dengan kata mumpung masih muda masih bisa ngelakuin apa yang dimau, uring-uringan, seks dan pergaulan bebas. Apakah lantas dengan demikian, ada jaminan untuk hidup hingga tua??

Demikian juga yang tua, tidak ada jaminan ia hidup hingga anak cucunya menjadi cicit.


Bukankah Allah sudah mengingatkan:



كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧)


"Semua yang ada di bumi, akan binasa (26) Dan hanya Kekal dzat Tuhanmu lah yang memiliki kebesaran dan kemuliaan." (QS.55:26-27)


Berapa banyak manusia yang hidup dalam kelalaian. Sibuk mengejar dan memburu dunia, padahal dunia sedang berlari menjauhinya. Berapa banyak manusia yang lalai dari kematian, padahal kain kafannya sedang ditenun untuknya.



Ali bin Abi Thalib radliallahu 'anhu berkata,



ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً 



"Dunia telah berjalan menjauhi, sedangkan akhirat telah berjalan mendekati." (HR. Bukhori)



Oleh karena itu, persiapkanlah kematian dengan baik. Setiap orang pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan kehidupan yang baik, maka sudah sepatutnya kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan kematian yang baik pula.



Bukankah kita hidup hanya menunggu waktu shalat dan dishalatkan. Sejatinya penantian yang baik, adalah menanti kematian. Ingat bahwa, tidak hanya ada nikah muda. Tetapi mati muda pun menjadi followers sejati.


sumber gambar: @MCIslam

2 komentar:

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...