Senin, 13 November 2017

ODOP dan Cabe Merah

Ini sebuah perjalanan yang terangkum dalam sebuah cerita sederhana bernama perjuangan

ODOP adalah wadah kami mengeksplore pikiran

Dari berbagai latar kami dipertemukan, mencoba merajut kasih dalam sebuah kisah bernama mimpi

ODOP adalah para pejuang literasi masa kini

Parasnya mungkin tak saling mengenal, tapi kami saling kenal hanya dengan sebuah coretan yang melukis dinding blog

Terbagi satu dengan yang lain, tak menyudutkan kami untuk tetap bersama

Wortel, kentang, bawang merah, dan Cabe merah

Ah mungkin terdengar seperti lelucon

Tapi sungguh, itu bukan ...

Hanya sekedar tim-tim berjudulkan sayur

Cabe merah, ia mungkin pedas 

Tapi ku yakini, bahwa pedas tidak akan menyakitimu

Sebab ia memberi dan bersifat saling untuk mengisi

Nasihatnya mungkin terkadang pedas

Tapi yang dihasilkan justru memberi kesan perbaikan diri

Penamu adalah perjuangan diri

Setiap tinta-tinta yang tertulis dalam baris buku diwaktu luang

Tersusun rapih kembali pada layar tak bergaris

Terkirim lalu kemudian dibedah

Satu, dua kesalahan

Menjadi tiga, empat kebaikan

Beberapa waktu melewati hari bersama cabe merah

Melihat dan menjadi saksi yang bergugur

Kadang ada cemas yang berkalut

"Bagaimana jika yang gugur itu aku?" kataku dalam hati

Tapi kuyakini, semampu ku menulis tak ku biarkan malas merajai

Tak mengejar deadline, bukan ku tak serius menggeluti

Sebab bagiku, menulis bukan soal pengejaran tapi kebermanfaatan

Ouh cabe merah .... Terpisahnya kita tak mengurangi rindu yang menohok hati

Tersisakan delapan belas orang, tak mengurangi kisah ini

Meski telah terhapus, kalian adalah Si punya cerita yang bernama kerinduan.

2 komentar:

  1. sukaa....
    keren, anda lulus ke tahap berikutnya hehehe

    BalasHapus
  2. YeeeeY.... Horee aku masuk tahap baru..... 🙊😂

    BalasHapus

One More

“Dek, dengarkan ini.” Ucapnya. Lalu aku terdiam, tunduk mendengarkan. Bukan terkadang membahas rasa, tapi ia tak pernah berhent...